TASAWUF NAQSYABANDIYAH
KENAPA PERLU MEMPELAJARI TASAWUF –TAREKAT ?
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ
جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ
يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ
سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ
يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه
وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى
فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ
الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ
الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ،
فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ
اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ
وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ
وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ:
أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ
فَإِنَّهُ يَرَاكَ
Artinya : Dari Saidina Umar bin Khathab r.a., beliau berkata,”Pada
suatu hari ketika kami bersama-sama Rasulullah SAW, datang seorang
laki-laki berpakaian putih dan rambut hitam, tetapi tidak nampak
tanda-tanda bahwa dia orang musafir dan kami tidak seorang pun yang
kenal dengan orang itu. Dia duduk berhadapan dengan Nabi dengan mengadu
lututnya dengan lutut Nabi dan meletakkan tangannya di atas pahanya,
lalu dia bertanya, "Wahai Muhammad, coba ceritakan kepadaku tentang
Islam. Nabi menjawab, "Islam ialah engkau mengakui bahwa tiada Tuhan
selain Allah dan Muhammad itu Rasulullah, engkau kerjakan shalat,
engkau kerjakan zakat,engkau lakukan puasa Ramadhan, engkau naik Haji
kalau kuasa.Laki-laki itu menjawab, "Benar"."Kami heran", kata Umar bin
Khathab. Dia bertanya dan dia pula yang membenarkan.
Lalu dia bertanya lagi, "Coba ceritakan tentang Iman !" Nabi menjawab,
"Iman ialah supaya engkau percaya kepada Allah, malaikatNya, RasulNya,
hari akhirat dan percaya dengan takdir baik dan buruknya”Dia menjawab,
"Benar !"
Dia bertanya lagi, "Apa Ihsan itu ?" Nabi menjawab, "Bahwa engkau
menyembah Tuhan seolah-olah engkau melihat-Nya, tetapi kalau engkau
tidak dapat melihat-Nya maka dia melihat akan engkau. " …(HR Imam
Bukhari dan Muslim)
Dari Hadis tersebut jelaslah terlihat ada 3 (tiga) hal pokok di dalam Agama Islam, yaitu ISLAM, IMAN dan IHSAN.
Bila Tasawuf hanya diartikan sebagai banyak berpuasa, tidak mau diajak
korupsi, atau hanya diartikan sebagai suatu sikap keilmuan, orang
memang tidak usah ikut Tarekat atau tidak perlu mengambil salah salah
satu bentuk Tarekat. Akan tetapi, bila Tasawuf sudah mencapai
pengertian Riyaadhah (latihan dengan menempuh berbagai tingkatan
tertentu), orang harus mengambil tarekat. Harus ada bentuknya, apa pun
namanya –Naqsyabandiyah, Qadiriyah dan sebagainya. Misalnya, bila ada orang yang menganggap bahwa Tarekat atau Tasawuf itu
adalah bid’ah, anda dapat mengatakan bahwa sebelum menjadi rasul pun,
Nabi Muhammad sudah menjadi seorang Sufi. Para sahabat yang tinggal di
shuffah pun ternyata tidak diusir oleh Nabi saw. Bahkan, Nabi saw
meminta para sahabat lain untuk membantu memberi makan mereka. Untuk mengetahui yang batiniah itu ada methodenya itulah disebut Tasawuf,
Jadi Tasawuf adalah suatu ilmu untuk mengetahui atau memperoleh
pengetahuan yang tidak diperoleh melalui pengamatan empiris atau
penalaran akal, tetapi diperoleh melalui latihan-latihan ruhani.
http://www.muridsufi.web.id/2010/01/pengenalan-tarekat-naqsyabandiyah.html
|
NAQSYABANDIYAH |
cekkkk
BalasHapusapane sing di cek na? :-o
BalasHapusblogge donnggg
Hapushahaha blog nya bagus kan :D
Hapusihirr calon ustadzah ini mah :))
BalasHapusbagus bermanfaat :)
BalasHapus